Berawal
dari perjalanan penulis melintasi sisi
kecamatan seruway bagian timur dari ibukota kecamatan penulis melihat satu sisi kehidupan dari
penduduk yang tidak pantas untuk desa yang berada disisi sungai besar yang
membelah Kabupaten Tamiang. Desa yang dari awalnya bernama Gelung yang
mayoritas penduduknya ber-etnis melayu yang lebih sering disebut dengan
nama “urang kampoeng” yang menurut
sejarah berasal dari pecahan kesultanan siak. Serta dengan penduduk yang
mayoritas bermata pencaharian sebagai pelaut membuat penduduk desa khususnya kaum laki-laki kurang memiliki waktu untuk
pengelolaan desa tersebut. Apa yang dilihat oleh penulis sangatlah miris betapa menyedihkan pada tahun 2012 penulis melihat satu sisi kelam penduduk desa. Masyarakat didaerah tersebut masih mempergunakan air kotor untuk yang dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Penulis melihat bagaimana anak–anak berlarian untuk mandi di air yang layaknya comberan dari bahasa orang awam.
pengelolaan desa tersebut. Apa yang dilihat oleh penulis sangatlah miris betapa menyedihkan pada tahun 2012 penulis melihat satu sisi kelam penduduk desa. Masyarakat didaerah tersebut masih mempergunakan air kotor untuk yang dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Penulis melihat bagaimana anak–anak berlarian untuk mandi di air yang layaknya comberan dari bahasa orang awam.
Penulis berfikir manusiawikah kita yang selalu mengatakan diri sebagai
manusia tapi mampu melihat orang – orang yang hidup tidak layak sebagai manusia.begitu
menyedihkan masyarakat mandi, minum, dan aktifitas lainnya. Timbul keinginan
masyarakat untuk mendapatkan sarana air bersih namun harapan dan keinginan
mereka sepertinya tidak mendapatkan jawaban pasti. Dari pemda tidak ada
realisasi dari PNPM sudah 7 Tahun dari
mulai jamannya masih bernama PPK sampai akhirnya berubah nama menjadi PNPM-MPd.
Dan setiap Usulan air bersih yang diusulkan selalu gagal dalam proses
verifikasi dikarenakan dana yang tidak mencukupi untuk bisa mendistribusikan
air bersih kerumah-rumah. Usaha telah banyak dilakukan pengeboran dilakukan
namun yang didapat air setelah dibor sedalam 75M air yang dapat hanyalah air
yang payau yang secara teknis untuk kesehatan tidak layak untuk dikonsumsi.
Akhirnya Pada Tahun 2013 melalui musrenbang kecamatan Desa Gelung mendapat
rangking 2 dan air bersih menjadi
pilihan mutlak untuk dilanjutkan.
Akhirnya berdasarkan perencanaan yang telah matang perencanaan air bersih
didesa gelung memanfaatkan air sungai tamiang dan mengandalkan proses destilasi
secara alami. Kemudian hasil destilasi alami dialirkan melalui sebuah alat yang
sering dinamakan dengan nama Back Wash “ Wave Cyber “, Yang isi didalamnya
hasil campuran Karbon dan Silika. Dan hasil dari saringan back Wash dialirkan
ke tower dan disambungkan pemipaan ke rumah-rumah dan setiap rumah disiapkan
meteran air. Akhirnya sampai saat ini realisasi dilapangan sudah mencapai 98%
dan akhir bulan desember 2013 akan diadakan mdst kepada masyarakat. MDST belum
dilaksanakan namun masyarakat sudah begitu mengharapkan cepat diserah
terimakan.
Mereka begitu berharap “Sibening hadir untuk memecah kekelaman desa
gelung”, dan hasil realisasi dari anggaran total pendanaan Rp. 295.000.000,-
telah dikerjakan pemipaan sepanjang 6300 Meter
yang dilengkapi dengan 4 (empat) buah tower air serta jumlah meteran air
270 buah untuk 270 kk. Hasil dari pekerjaan memang belum bisa dinikmati
langsung karena belum diserah terimakan namun Air Bersih sudah dilakukan
ujicoba dan telah sampai ketitik-titik rumah masyarakat dan anak- anak
sudah berlarian menikmati SIBENING yang
diidam-idamkan. Akhirnya sebuah kata yang terlontar dari masyarakat terima
kasih PNPM dan penulis langsung melihat ucapan dan kata-kata tersebut keluar dari mulut ibu-ibu dan anak-anak.
Mudah-mudahan PNPM masih akan terus ada
dikecamatan seruway terima kasih terima
kasih.
Oleh:
M. Arif, A.Md
Fasilitator Teknik Kecamatan Seruway
Tidak ada komentar:
Posting Komentar