Minggu, 12 Januari 2014

Musim Hujan Kini Bukan Lagi Kendala



Kampung Benua Raja kecamatan Rantau kabupaten Aceh Tamiang adalah salah satu kampung yang berbatasan langsung dengan kecamatan Kota Kuala Simpang, jarak tempuh dari Benua Raja ke pusat Kota Kuala Simpang hanya memakan waktu ± 5 menit. Secara geografis Kampung Benua Raja terletak di daerah strategis, yaitu di lintas Opak - Kota Kuala Simpang. Namun, wajah berbeda akan ditemui jika kita berjalan menyusuri lorong-lorongnya, karena di sana banyak ditemui sarana infrastruktur yang sudah rusak, khususnya jalan. Salah satu penyebab rusaknya badan jalan adalah kurang maksimalnya fungsi drainase di sepanjang jalan dan kurang mendukungnya struktur jalan yang sebagian besar masih terdiri dari jalan tanah dan perkerasan sirtu.
Salah satu jalan yang sudah rusak adalah jalan di dusun melati. Jalan ini merupakan penghubung antara dusun melati dengan jalan utama lintas Opak- Kota Kuala Simpang. Sebagai jalur utama ekonomi, setiap hari warga melewati jalan ini untuk berangkat kerja, berdagang, anak-anak sekolah pun berangkat dan pulang sekolah melewati jalan ini.
Kerusakan jalan tersebut cukup parah, sebab apabila hujan warga seringkali terjatuh akibat jalan yang becek dan licin. Anak-anak sekolah terpaksa harus melepaskan sepatu  supaya sepatunya tidak kotor akibat jalan becek. Hal seperti ini betul-betul dirasakan sangat mengganggu warga, sehingga melalui PNPM Mandiri Perdesaan & BKPG, mereka berinisiatif membangun jalan rabat beton agar memudahkan masyarakat dalam beraktivitas.
Keputusan Musyawarah Antar Desa di tingkat kecamatan tanggal 23 Maret 2013, akhirnya memprioritaskan pembangunan jalan tersebut di antara sekian usulan lainnya. Selanjutnya dilakukan Musyawarah di desa untuk menyampaikan hasil MAD di tingkat kecamatan bahwa usulan jalan rabat beton Kampung Benua Raja terdanai dengan dana BKPG tahun 2013 yaitu Rp. 50.000.000,-
Akhirnya, pada tanggal 18 September 2013 pelaksanaan dan penarikan dana tahap I dilakukan. Dengan semangat gotong royong warga bersama-sama melaksanakan pembuatan jalan rabat beton, mereka bekerja secara bergiliran. Desain rencana pembuatan jalan rabat beton ini adalah dengan ketebalan 12 cm dan lebar 3 m sepanjang 250 m. Pelaksanaannya dilakukan dengan pengecoran penuh selebar jalan yaitu 3 m, ini dikarenakan masih ada jalan alternatif lain untuk lalu lintas masyarakat setempat pada saat pelaksanaan. Setiap 2 m dibuat delitasi (tali air) supaya air tidak tergenang di badan jalan pada saat musim hujan yang menyebabkan jalan menjadi licin.
Berkat partisipasi masyarakat yang sangat tinggi, kini masyarakat sangat senang, karena mimpinya menjadi nyata. Warga tidak takut lagi jatuh ketika melewati jalan yang becek dan licin di musim hujan. Anak-anak sekolah tidak lagi kotor sepatunya saat berangkat kesekolah pada saat musim hujan. Bahkan air tidak tergenang lagi di badan jalan, sehingga tidak menjadi sarang penyakit.
Kini Kampung Benua Raja Benar-benar tak seperti dulu lagi. Keresahan masyarakat pada saat musim hujan kini benar-benar sudah tidak dirasakan lagi. Yaaaa…kini musim hujan bukan lagi kendala untuk beraktivitas…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar