Kampung
Benua Raja kecamatan Rantau kabupaten Aceh Tamiang adalah salah satu kampung
yang berbatasan langsung dengan kecamatan Kota Kuala Simpang, jarak tempuh dari
Benua Raja ke pusat Kota Kuala Simpang hanya memakan waktu ± 5 menit. Secara
geografis Kampung Benua Raja terletak di daerah strategis, yaitu di lintas Opak
- Kota Kuala Simpang. Namun, wajah berbeda akan ditemui jika kita berjalan
menyusuri lorong-lorongnya, karena di sana banyak ditemui sarana infrastruktur
yang sudah rusak, khususnya jalan. Salah satu penyebab rusaknya badan jalan
adalah kurang maksimalnya fungsi drainase di sepanjang jalan dan kurang
mendukungnya struktur jalan yang sebagian besar masih terdiri dari jalan tanah
dan perkerasan sirtu.
Salah satu
jalan yang sudah rusak adalah jalan di dusun melati. Jalan ini merupakan
penghubung antara dusun melati dengan jalan utama lintas Opak- Kota Kuala
Simpang. Sebagai jalur utama ekonomi, setiap hari warga melewati jalan ini
untuk berangkat kerja, berdagang, anak-anak sekolah pun berangkat dan pulang
sekolah melewati jalan ini.
Kerusakan jalan
tersebut cukup parah, sebab apabila hujan warga seringkali terjatuh akibat
jalan yang becek dan licin. Anak-anak sekolah terpaksa harus melepaskan sepatu supaya sepatunya tidak kotor akibat jalan
becek. Hal seperti ini betul-betul dirasakan sangat mengganggu warga, sehingga
melalui PNPM Mandiri Perdesaan & BKPG, mereka berinisiatif membangun jalan
rabat beton agar memudahkan masyarakat dalam beraktivitas.
Keputusan
Musyawarah Antar Desa di tingkat kecamatan tanggal 23 Maret 2013, akhirnya
memprioritaskan pembangunan jalan tersebut di antara sekian usulan lainnya. Selanjutnya
dilakukan Musyawarah di desa untuk menyampaikan hasil MAD di tingkat kecamatan
bahwa usulan jalan rabat beton Kampung Benua Raja terdanai dengan dana BKPG
tahun 2013 yaitu Rp. 50.000.000,-
Akhirnya,
pada tanggal 18 September 2013 pelaksanaan dan penarikan dana tahap I
dilakukan. Dengan semangat gotong royong warga bersama-sama melaksanakan
pembuatan jalan rabat beton, mereka bekerja secara bergiliran. Desain rencana
pembuatan jalan rabat beton ini adalah dengan ketebalan 12 cm dan lebar 3 m
sepanjang 250 m. Pelaksanaannya dilakukan dengan pengecoran penuh selebar jalan
yaitu 3 m, ini dikarenakan masih ada jalan alternatif lain untuk lalu lintas
masyarakat setempat pada saat pelaksanaan. Setiap 2 m dibuat delitasi (tali
air) supaya air tidak tergenang di badan jalan pada saat musim hujan yang
menyebabkan jalan menjadi licin.
Berkat
partisipasi masyarakat yang sangat tinggi, kini masyarakat sangat senang,
karena mimpinya menjadi nyata. Warga tidak takut lagi jatuh ketika melewati jalan
yang becek dan licin di musim hujan. Anak-anak sekolah tidak lagi kotor
sepatunya saat berangkat kesekolah pada saat musim hujan. Bahkan air tidak
tergenang lagi di badan jalan, sehingga tidak menjadi sarang penyakit.
Kini
Kampung Benua Raja Benar-benar tak seperti dulu lagi. Keresahan masyarakat pada
saat musim hujan kini benar-benar sudah tidak dirasakan lagi. Yaaaa…kini musim
hujan bukan lagi kendala untuk beraktivitas…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar