Pengelolaan Simpan pinjam pada UPK Banda Mulia dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan Program PNPM MP dimana lebih mengutamakan anggotanya dari RTM (rumah
tangga miskin)
dan usaha produktif sebagai upaya untuk mengurangi angka
kemiskinan di desa. Masyarakat yang pada umumnya bermata pencaharian sebagai
buruh kebun, petani dan
nelayan tidak mungkin lagi menggantungkan
hidupnya pada
alam akibat
dari ketidak pastian hasil yang mareka terima sehingga perlu aktifitas usaha
alternative untuk dapat menyambung hidup keluarga mareka.
Selasa, 31 Desember 2013
Senin, 30 Desember 2013
"Kebutuhan Dan Keinginan"
Hari itu aku sedang duduk merenung di depan
rumahku, terletak disebuah kampung,
namanya kampung Meraundeh kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang, Nama ku Musliadi jabatan yang diamatkan
sebagai Datok Penghulu Kampung Meurandeh. Aku sangat bersyukur karena disamping
rumahku sedang dibangun sebuah gedung Taman Kanak-kanak yang didanai oleh
program PNPM MPd, dengan ukuran 5 x 16
M, dengan total alokasi dana sebesar 272.590.000,-. Aku sangat-sangat senang
karena bukan hanya gedung saja yang dibangun tapi juga ada mobilernya yang
lengkap, begitu juga alat permainan untuk anak-anak, memang untuk saat ini
gedung itu belum selesai karena memang masih dalam tahap pekerjaan.
Sabtu, 28 Desember 2013
Perempuan Itu Juga Milikku
Saat itu Tanggal 22 Bulan November Tahun 2013 di
Desa Gerenggam Kecamatan Kejuruan Muda
kabuten Aceh Tamiang aku mencoba menyelesaikan tugas yang sudah menjadi taggung jawabku sebagai FASTKAB
yaitu Audit Internal audit yang dilakukan terhadap Dana BLM proses pelaksanaan
kegiatan, didalam dana ini ada untuk kelompok SPP taukan YA apa itu SPP.
Jumat, 27 Desember 2013
FOTO, selain Arsip Tekstual
“Dari
mana dapat kita ketahui kondisi sebelum kegiatan ini dikerjakan ? Berkasnya
belum dapat diproses karena dokumennya tidak melampirkan foto ! Mana buktinya
saudara pernah ke lokasi ? Bagaimana saudara menyatakan bahwa pekerjaan itu
dilakukan sesuai rencana, namun saudara tidak dapat menunjukkan buktinya ! Ok,
kalau saudara mengatakan sebelum force majeure kegiatan sudah selesai mana
bukti fotonya? Mana buktinya saudara hadir dalam Musyawarah itu ? Saud
Kamis, 26 Desember 2013
Pranata
Kelompok Pranata pertama kali terbentuk pada tahun 2000 yang mana berawal dari ibu-ibu arisan yang ingin berkembang mengenai usaha dan hal pendapatannya sehingga terbentuklah satu kelompok yang beranggotakan 15 orang dari penduduk setempat.
Kamis, 14 November 2013
IST Protak
Sehubungan dengan akan memasuki Tahun 2014, maka
IST Penyegaran atau sifatnya pemantapan terhadap tahapan-tahapan perencanaan khususnya
penginputan di Protak perlu dilakukan, pada tanggal 12 Nopember 2013 dibuatlah
IST tentang Protak guna untuk meningkatkan pemahaman terhadap tahapan-tahapan yang harus di input di dalam
Protak.
Senin, 04 November 2013
Legenda Sejarah Pembangunan Kampung
Dikampung Aras Sembilan
terdapat sungai dan disungai itu ada sembilan arus sungai yang sangat
deras sehingga sulit untuk dilewati dengan alat transportasi, adapun alat
transportasi pada saat itu adalah sampan yang terbuat dari kayu, sehinggga
masyarakat menamakan Kampung kami.Kata ARAS diambil dari bahasa daerah
yang artinya ARUS, maka jadilah Kampung itu
Sabtu, 02 November 2013
Mewujudkan Kemandirian Ekonomi dengan Kelompok SPP PNPM-MPd
KECAMATAN BANDAR PUSAKA,
merupakan kecamatan pemekaran dari Kecamatan Induk, yaitu Kecamatan Tamiang
Hulu, diresmikan oleh Pj Bupati Aceh
Tamiang pada tahun 2006, berjarak 32 kilo meter dari ibu kota Kabupaten, dengan
jumlah penduduk ± 12.000 Jiwa terbagai
menjadi 15 Desa, yaitu Desa Babo, Pantai
Cempa, Bengkelang, Pengidam, Batu Bedulang,
Jambo Rambong, Rantau Bintang, Serba, Sunting, Perupuk, Batang Ara, Alur
Jambu, Aras Sembilan, Perkebunan Alur Jambu dan Desa Blangkandis, Mayoritas Mata pencaharian masyarakat
Kecamatan Bandar Pusaka sebagai petani karet dan Petani Kelapa Sawit.
Sabtu, 19 Oktober 2013
Perkerasan Jalan Imp
Kampung
Gelung adalah salah satu kampung yang ada di Kecamatan Seruway yang ikut
berpatisipasi dalam Program Nasional pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan
dan Bantuan Keungan Peumakmoe Gampong terletak di kemukiman muka sungai kuruk
dan berbatasan wilayah Sebelah Utara dengan Kampung Baru, Sebelah Selatan dengan Kampung Rantau Pakam Sebelah Timur
dengan Perkebunan Parasawita (Mapala) dan Sebelah Barat berbatasan dengan
Kampung Paya Udang.
Jalan
merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan tarnsportasi bagi masyarakat
dan akses dalam meningkatkan perekonomian kampung untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat dan bantuan Peumakmoe Gampong juga mempunyai
tujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Pada Tahun 2012 Kampung Gelung Didanai
Kegiatan Perkerasan Jalan dengan biaya Rp.
69.000.000.- melalui Program Bantuan Peumakmoe Gampong (BKPG), yang dana
tersebut Rp.5.000.000,- untuk BUMK dan
Pekerjaan fisik perkerasan jalan Rp. 64.000.000,- Pelaksanaan pekerjaan
dilaksanakan dalam 60 hari kerja.
Perkerasan
Jalan ini letaknya di areal benteng,terdahulunya merupakan jalan utama dan
sampai sekarang masig di gunakan sebagai jalan untuk menghubungkan antar dusun
namun seringnya terjadi banjir untuk mencegah hal itu di buat beteng penahan
air. Di tahun 2009 pernah pernah di lakukan perkerasan jalan namun seringnya
berjalannya waktu jalan ini mengalami kerusakan yang mengakibatkan susahnya
masyarakat untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan susahnya mobil angkutan
yang membawa hasil sawit masyarakat untuk keluar daerah membuat permintaaan
masyarakat khususnya masyarakat dusun suka jadi untuk perbaikan jalan tersebut.
Pada saat pelaksanaan pekerjaan masyarakat sangat
antusias melaksanakan
pekerjaan tersebut.
Masyarakat sangat ingin pekerjaan tersebut cepat selesai karena Perkerasan Jalan dan
jalan tersebut memang merupakan jalan satu-satunya bagi masyarakat yang ada di
dusun suka jadi dan pertemuan.
Perkerasan
Jalan mempunyai makna yang sangat penting bagi masyarakat kampung Gelung karena harapan masyarakat dengan
selesainya pembangunan Perkerasan Jalan nantinya dapat meningkatkan
perekonomian warga dan dapat
memasarkan hasil pertanian dan tambaknya sawit mereka dengan tepat waktu.
Sebelum terjadinya Perkerasan
jalan masyarakat merasa khawatir dan lelah karena sebelum sampai pada tujuannya
masyarakat yang hendak beraktivitas di luar pada saat musin hujan khususnya
masyarakat yang bersepeda bukannya naik sepeda malah harus menjunjung sepedanya
terlebih dahulu agar tidak jatuh, anak-anak yang hendak pergi ke sekolah harus
membawa tas lebih untuk membawa sepatunya karena tidak bias di pakai dari rumah
selian itu bagi yang sudah berkerja dengan mengunakan sepeda motor harus
mendorong motornya untuk keluar dari dusun tersebut sampai pada jalan utama
dikarenakan jalan yang licin berlubang-lubang sangat rupak.
Dengan
selesainya Perkerasan Jalan di Kampung Gelung masyarakat mengucapkan terima kasih Pada Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan dan Bantuan keungan Peumakmoe
Gampong khususnya
dan harapan
masyarakat agar selamanya ada Bantuan Keungana Peumakmoe
Gampong
di Kecamatan seruwway dan di setiap kampung.
Terima
kasih yang sebesar – besarnya untuk Program Bantuan Keungan Peumakmoe Gampong !!!...................
Oleh:
Syamsuriani AFK Kecamatan Seruway
Kabupaten Aceh Tamiang
Jembatan Penyejuk Asa
Kampung Sukaramai Satu adalah
salah satu kampung yang ada dikecamatan seruway, permasalahan akan ditemui jika
kita berjalan menyusuri salah satu dusun yang ada dikampung ini, yaitu dusun mandiri, karena di sana terdapat sarana
infrastruktur yang tidak layak untuk digunakan, apalagi untuk dilalui truk
untuk mengangkat hasil perkebunan yang hampir sebagian besar hasil perkebunan (sawit
dan karet).
Salah satu sarana yang sudah
rusak adalah jembatan . ini merupakan alat penghubung utama antara Pusat
Kampung dengan wilayah perkebunan. Sebagai jalur utama ekonomi,
setiap hari warga melewati jalan ini untuk berangkat kerja, memanen hasil bumi
Anak-anak pun berangkat dan pulang sekolah melewati jembatan ini.
Kerusakan jembatan tersebut cukup
parah, sebab apabila hujan warga seringkali terjatuh akibat kayu jembatan sudah
lapuk dan licin. Kondisi fisik jembatan sendiri tanpa pengaman. Hal seperti ini
betul-betul dirasakan sangat mengganggu warga dusun, sehingga melalui Program
Bantuan Keuangan Pemakmue Gampong (BKPG), mereka berinisiatif membangun sebuah
jembatan yang lebih kokoh agar memudahkan masyarakat dalam beraktivitas.
Menurut Ketua TP-BKPG (HERMANTO),
sebenarnya masyarakat sudah lama memimpikan jembatan baru, tetapi warga belum
tahu cara memulainya dan dari mana dukungan dananya diperoleh. “Alhamdulillah Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan (PNPM MPd) melalui Bantuan Keuangan
Pemakmue Gampong (BKPG) mampu menggerakkan kami semua, memberikan semangat
untuk berupaya merealisasikan jembatan itu,” ujar dia.
Tahap demi Tahapan pun dilalui oleh pelaku didesa hingga
akhirnya didalam Musyawarah Desa
Perencanaan (Musrenbang Desa) Keputusan rembug masyarakat di tingkat kampung
akhirnya memprioritaskan pembangunan jembatan melalui program BKPG di
antara sekian usulan lainnya. Pasca diputuskan, terbersit kekhawatiran bahwa
dana yang dialokasikan tidak cukup. Jembatan dipastikan tidak akan terealisasi,
sebab Pemerintah Aceh Melalui Program BKPG hanya mengalokasikan dana sebesar
69.000.000, yang harus berbagi dengan kegiatan-BUMK serta Operasional 5%.
Setelah dikalkulasi oleh TP-BKPG
dibantu oleh Fasilitator Teknis Kecamatan, total kebutuhan dana untuk
melaksanakan pembangunan jembatan dengan panjang 5 meter dan lebar 4 meter ini
adalah sebesar Rp59.550.000.
Dengan dikoordinir oleh Ketua TP
BKPG Hermanto, Syahrul Effendi (Sekretaris), Rizal Effendi (Bendahara) dan
Kedua Anggotanya, Fasilitator Teknis Kecamatan
M. ARIF dan Asisten Fasilitator Kecamatan terus memutar otak
mengupayakan bagaimana agar kegiatan bisa terlaksana, untuk keperluan tukang
mengutamakan tenaga lokal yang berprofesi sebagai tukang ahli. Awalnya terasa
berat. Namun, dengan kegigihan dan kesabaran TP BKPG dan timnya yang terus bekerja
tanpa kenal lelah, akhirnya terealisasi
sebuah jembatan dengan panjang 5 meter dan lebar 5 meter hal ini disebabkan
dengan kemampuan tukang (tenaga kerja) yang telah berpengalaman dibidangnya
serta tak lepas dari tenaga pendamping fasilitator teknis dikecamatan yang
selalu mengontor kegiatan tersebut.
Kini masyarakat sangat senang,
karena bisa mengankut hasil bumi dalam jumlah yang banyak dengan memakai dum
truk Masyarakat tidak takut lagi jatuh ketika melewati jembatan (titi / tamiang) apalagi sekarang
jembatan telah dilengkapi pengaman di sisi kanan dan kirinya,
Oleh:
Edi Syahputra
Seruway
Asisten Fasilitator Kecamatan
PNPM MPd - BKPG .
Edi Syahputra
Seruway
Asisten Fasilitator Kecamatan
PNPM MPd - BKPG .
Sabtu, 12 Oktober 2013
“Sanksi” masih menjadi Andalan
Kampung Baling Karang adalah
kampung yang paling jauh dari ibu kota kecamatan sekerak. Lama perjalanan ke kampung Baling karang
sekitar 2,5 jam sampai di kampung Serkil kecamatan Bandar Pusaka lalu
perjalanan dilanjutkan dengan alat penyebrangan sungai yang lazim disebut
“Getek”.
Tim UPK yang bergerak menuju
Baling Karang terdiri dari Sekretaris UPK, FT, PJOK, AFK. Sampainya di Kampung
Baling Karang Tim UPK langsung mengunjungi kegiatan BKPG 2012 yaitu kegiatan
Saluran Beton. Tim UPK didampingi oleh Kepala Dusun dan KPMD.
Jumat, 11 Oktober 2013
Mengapa Mesti SPP di Seruway
Kemiskinan merupakan suatu hal yang menjadi
perhatian besar di Indonesia, dimana salah satu penyebabnya adalah pertumbuhan
penduduk yang semakin meningkat sedangkan lapangan kerja yang semakin sempit, sehingga
tiap tahunnya semakin bertambahlah pengangguran tanpa ada pendapatan apapun
sehingga 9 pokok kebutuhan individu tidak bisa dipenuhi lagi. Dan hal ini juga
di dialami oleh Masyarakat di
PNPM Terwujudnya Idaman Bangunsari III ( KAMPUNG ALUR SELEBU )
Alur Selebu merupakan salah
satu kampung yang ada di kecamatan Kejuruan Muda kabupaten Aceh Tamiang yang
berjarak 28 kilo meter dari ibu kota kecamatan, dengan jumlah penduduk 3.982
Jiwa dan 975 KK yang mempunyai 5 buah dusun. Bangun Sari III, salah satu dusun
yang ada di kampung Alur Selebu yang jumlah penduduk sebanyak 382 jiwa dan 86
KK yang bermata pencaharian masyarakatnya sebagai petani karet, tanahnya yang
subur sehingga hasil pertaniannya baik akan tetapi karet
Kamis, 10 Oktober 2013
Kemana aku harus mengalir …..??!!!
Di era globalisasi sekarang ini, masyarakat sangat di
manjakan oleh berbagai fasilitas baik sarana maupun prasarana untuk memenuhi
keperluan hidup sehari-hari. Kemajuan zaman dan teknologi telah banyak merubah
gaya hidup dan pola pikir masyarakat. Segala permasalahan dapat diselesaikan
dengan cara cepat dan mudah. Namun demikian, kemudahan teknologi ini tidak
dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah
kesejahteraan masyarakat yang masih jauh dari rata-rata. Seperti hal nya dengan
masyarakat desa Suka mulia kecamatan Rantau kabupaten Aceh Tamiang, yang mata
pencahariannya masih di dominasi pada sektor pertanian. Komoditi utama yang
dihasilkan adalah sawit, karet, padi, jagung dan lain sebagainya. Salah satu
kendala masyarakat Suka mulia adalah kondisi jalan tanah yang selalu tergenang
air, baik air pembuangan masyarakat maupun air pada saat musim hujan yang
menyebabkan erosi pada badan jalan.
Hal ini
dikarenakan oleh kondisi drainase yang tidak memadai. Air seakan tidak tau
harus mengalir kemana. Kondisi jalan tanah yang becek membuat masyarakat Suka
mulia sangat tidak nyaman saat membawa hasil panennya untuk di jual ke pasar
kecamatan. Oleh karena itu, masyarakat cenderung menjual hasil panen kepada
agen-agen yang datang ke desa Suka mulia dengan harga yang sangat murah. Akibat
drainase yang kurang memadai, rumah-rumah banyak tergenang air pada saat musim
hujan. Di samping itu, kondisi tanah yang tergenang air ini sangat berpotensi
perkembangbiakan penyakit, salah satunya adalah demam dan diare.
Berdasarkan latar belakang tersebut, masyarakat Suka
mulia membuat usulan bantuan pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) melalui musyawarah desa campuran.
Musyawarah pada saat itu menggali kebutuhan desa Suka
mulia yaitu tentang pentingnya pembangunan drainase di dusun Mawar dan dusun
Melati supaya pada saat musim hujan, air tidak tergenang di badan jalan
sehingga mudah di lewati dan masalah penularan penyakit dapat di antisipasi
dengan baik. Dengan demikian kesejahteraan dan kesehatan masyarakat Suka mulia
dapat ditingkatkan.
Proses pelaksanaan kegiatan drainase ini dari awal sampai
akhir melibatkan masyarakat desa Suka mulia, terutama penerima manfaat, yaitu
masyarakat rumah tangga miskin. Hal ini dilakukan sesuai dengan peraturan
program PNPM-MP, yang memberdayakan masyarakat setempat.
Drainase ini dibangun atas biaya dari PNPM Mandiri Perdesaan, dengan
nilai fisik sebesar Rp 210.601.000. dengan total panjang 1200 meter, dan
bangunan pelengkap yaitu gorong-gorong dan plat beton. Berkat kerja sama dan
kegigihan warga Suka mulia, akhirnya kegiatan drainase dapat diwujudkan sesuai
rencana. Kini musim hujan tidak lagi menjadi momok menakutkan bagi warga Suka
mulia, dengan dibangunnya drainase ini baik air hujan maupun air pembuangan
masyarakat telah mengalir pada tempat yang semestinya. Dengan demikian,
lingkungan menjadi bersih dan bebas dari penyakit.