Sabtu, 19 Oktober 2013

Perkerasan Jalan Imp



Kampung Gelung adalah salah satu kampung yang ada di Kecamatan Seruway yang ikut berpatisipasi dalam Program Nasional pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan dan Bantuan Keungan Peumakmoe Gampong terletak di kemukiman muka sungai kuruk dan berbatasan wilayah Sebelah Utara dengan Kampung Baru, Sebelah Selatan  dengan Kampung Rantau Pakam Sebelah Timur dengan Perkebunan Parasawita (Mapala) dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kampung Paya Udang. 
Jalan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan tarnsportasi bagi masyarakat dan akses dalam meningkatkan perekonomian kampung untuk meningkatkan kesejahteraan  masyarakat. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat dan bantuan Peumakmoe Gampong juga mempunyai tujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Pada Tahun 2012 Kampung Gelung Didanai Kegiatan Perkerasan Jalan dengan biaya  Rp. 69.000.000.- melalui Program Bantuan Peumakmoe Gampong (BKPG), yang dana tersebut Rp.5.000.000,- untuk BUMK dan  Pekerjaan fisik perkerasan jalan Rp. 64.000.000,- Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan dalam 60 hari kerja.
Perkerasan Jalan ini letaknya di areal benteng,terdahulunya merupakan jalan utama dan sampai sekarang masig di gunakan sebagai jalan untuk menghubungkan antar dusun namun seringnya terjadi banjir untuk mencegah hal itu di buat beteng penahan air. Di tahun 2009 pernah pernah di lakukan perkerasan jalan namun seringnya berjalannya waktu jalan ini mengalami kerusakan yang mengakibatkan susahnya masyarakat untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan susahnya mobil angkutan yang membawa hasil sawit masyarakat untuk keluar daerah membuat permintaaan masyarakat khususnya masyarakat dusun suka jadi untuk perbaikan  jalan tersebut.
Pada saat pelaksanaan pekerjaan masyarakat sangat antusias melaksanakan pekerjaan tersebut. Masyarakat sangat ingin pekerjaan tersebut  cepat selesai karena Perkerasan Jalan dan jalan tersebut memang merupakan jalan satu-satunya bagi masyarakat yang ada di dusun suka jadi dan pertemuan.
Perkerasan Jalan mempunyai makna yang sangat penting bagi masyarakat kampung Gelung karena harapan masyarakat dengan selesainya pembangunan Perkerasan Jalan nantinya dapat meningkatkan perekonomian warga dan dapat memasarkan hasil pertanian dan tambaknya sawit mereka dengan tepat waktu.
Sebelum terjadinya Perkerasan jalan masyarakat merasa khawatir dan lelah karena sebelum sampai pada tujuannya masyarakat yang hendak beraktivitas di luar pada saat musin hujan khususnya masyarakat yang bersepeda bukannya naik sepeda malah harus menjunjung sepedanya terlebih dahulu agar tidak jatuh, anak-anak yang hendak pergi ke sekolah harus membawa tas lebih untuk membawa sepatunya karena tidak bias di pakai dari rumah selian itu bagi yang sudah berkerja dengan mengunakan sepeda motor harus mendorong motornya untuk keluar dari dusun tersebut sampai pada jalan utama dikarenakan jalan yang licin berlubang-lubang sangat rupak.

Dengan selesainya Perkerasan Jalan di Kampung Gelung masyarakat mengucapkan terima kasih Pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan dan Bantuan keungan Peumakmoe Gampong khususnya dan harapan masyarakat  agar selamanya ada Bantuan Keungana Peumakmoe Gampong di Kecamatan seruwway dan di setiap kampung.      
Terima kasih yang sebesar – besarnya untuk Program Bantuan Keungan Peumakmoe Gampong !!!...................

Oleh:
Syamsuriani AFK Kecamatan Seruway
Kabupaten Aceh Tamiang
­­­­­­­­­

Jembatan Penyejuk Asa

Kampung Sukaramai Satu adalah salah satu kampung yang ada dikecamatan seruway, permasalahan akan ditemui jika kita berjalan menyusuri salah satu dusun yang ada dikampung ini, yaitu dusun mandiri, karena di sana terdapat sarana infrastruktur yang tidak layak untuk digunakan, apalagi untuk dilalui truk untuk mengangkat hasil perkebunan yang hampir sebagian besar hasil perkebunan (sawit dan karet).
Salah satu sarana yang sudah rusak adalah jembatan . ini merupakan alat penghubung utama antara Pusat Kampung dengan wilayah perkebunan. Sebagai jalur utama ekonomi, setiap hari warga melewati jalan ini untuk berangkat kerja, memanen hasil bumi Anak-anak pun berangkat dan pulang sekolah melewati jembatan ini.

Kerusakan jembatan tersebut cukup parah, sebab apabila hujan warga seringkali terjatuh akibat kayu jembatan sudah lapuk dan licin. Kondisi fisik jembatan sendiri tanpa pengaman. Hal seperti ini betul-betul dirasakan sangat mengganggu warga dusun, sehingga melalui Program Bantuan Keuangan Pemakmue Gampong (BKPG), mereka berinisiatif membangun sebuah jembatan yang lebih kokoh agar memudahkan masyarakat dalam beraktivitas.
Menurut Ketua TP-BKPG (HERMANTO), sebenarnya masyarakat sudah lama memimpikan jembatan baru, tetapi warga belum tahu cara memulainya dan dari mana dukungan dananya diperoleh. “Alhamdulillah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan (PNPM MPd) melalui Bantuan Keuangan Pemakmue Gampong (BKPG) mampu menggerakkan kami semua, memberikan semangat untuk berupaya merealisasikan jembatan itu,” ujar dia.
Tahap demi  Tahapan pun dilalui oleh pelaku didesa hingga akhirnya didalam Musyawarah Desa  Perencanaan (Musrenbang Desa) Keputusan rembug masyarakat di tingkat kampung akhirnya memprioritaskan pembangunan jembatan melalui program BKPG di antara sekian usulan lainnya. Pasca diputuskan, terbersit kekhawatiran bahwa dana yang dialokasikan tidak cukup. Jembatan dipastikan tidak akan terealisasi, sebab Pemerintah Aceh Melalui Program BKPG hanya mengalokasikan dana sebesar 69.000.000, yang harus berbagi dengan kegiatan-BUMK serta Operasional 5%.
Setelah dikalkulasi oleh TP-BKPG dibantu oleh Fasilitator Teknis Kecamatan, total kebutuhan dana untuk melaksanakan pembangunan jembatan dengan panjang 5 meter dan lebar 4 meter ini adalah sebesar Rp59.550.000.

Dengan dikoordinir oleh Ketua TP BKPG Hermanto, Syahrul Effendi (Sekretaris), Rizal Effendi (Bendahara) dan Kedua Anggotanya, Fasilitator Teknis Kecamatan  M. ARIF dan Asisten Fasilitator Kecamatan terus memutar otak mengupayakan bagaimana agar kegiatan bisa terlaksana, untuk keperluan tukang mengutamakan tenaga lokal yang berprofesi sebagai tukang ahli. Awalnya terasa berat. Namun, dengan kegigihan dan kesabaran TP BKPG dan timnya yang terus bekerja  tanpa kenal lelah, akhirnya terealisasi sebuah jembatan dengan panjang 5 meter dan lebar 5 meter hal ini disebabkan dengan kemampuan tukang (tenaga kerja) yang telah berpengalaman dibidangnya serta tak lepas dari tenaga pendamping fasilitator teknis dikecamatan yang selalu mengontor kegiatan tersebut.

Kini masyarakat sangat senang, karena bisa mengankut hasil bumi dalam jumlah yang banyak dengan memakai dum truk Masyarakat tidak takut lagi jatuh ketika melewati  jembatan (titi / tamiang) apalagi sekarang jembatan telah dilengkapi  pengaman di sisi kanan dan kirinya,


Oleh:
Edi Syahputra 

Seruway
Asisten Fasilitator Kecamatan
PNPM MPd - BKPG   .
 

Sabtu, 12 Oktober 2013

“Sanksi” masih menjadi Andalan



Kampung Baling Karang adalah kampung yang paling jauh dari ibu kota kecamatan sekerak.  Lama perjalanan ke kampung Baling karang sekitar 2,5 jam sampai di kampung Serkil kecamatan Bandar Pusaka lalu perjalanan dilanjutkan dengan alat penyebrangan sungai yang lazim disebut “Getek”.
Tim UPK yang bergerak menuju Baling Karang terdiri dari Sekretaris UPK, FT, PJOK, AFK. Sampainya di Kampung Baling Karang Tim UPK langsung mengunjungi kegiatan BKPG 2012 yaitu kegiatan Saluran Beton. Tim UPK didampingi oleh Kepala Dusun dan KPMD.

Jumat, 11 Oktober 2013

Mengapa Mesti SPP di Seruway



Kemiskinan merupakan suatu hal yang menjadi perhatian besar di Indonesia, dimana salah satu penyebabnya adalah pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat sedangkan  lapangan kerja yang semakin sempit, sehingga tiap tahunnya semakin bertambahlah pengangguran tanpa ada pendapatan apapun sehingga 9 pokok kebutuhan individu tidak bisa dipenuhi lagi. Dan hal ini juga di dialami oleh Masyarakat di

PNPM Terwujudnya Idaman Bangunsari III ( KAMPUNG ALUR SELEBU )


Alur Selebu merupakan salah satu kampung yang ada di kecamatan Kejuruan Muda kabupaten Aceh Tamiang yang berjarak 28 kilo meter dari ibu kota kecamatan, dengan jumlah penduduk 3.982 Jiwa dan 975 KK yang mempunyai 5 buah dusun. Bangun Sari III, salah satu dusun yang ada di kampung Alur Selebu yang jumlah penduduk sebanyak 382 jiwa dan 86 KK yang bermata pencaharian masyarakatnya sebagai petani karet, tanahnya yang subur sehingga hasil pertaniannya baik akan tetapi karet

Usaha Kerupuk Tempe


Kamis, 10 Oktober 2013

Kemana aku harus mengalir …..??!!!



Di era globalisasi sekarang ini, masyarakat sangat di manjakan oleh berbagai fasilitas baik sarana maupun prasarana untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari. Kemajuan zaman dan teknologi telah banyak merubah gaya hidup dan pola pikir masyarakat. Segala permasalahan dapat diselesaikan dengan cara cepat dan mudah. Namun demikian, kemudahan teknologi ini tidak dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah kesejahteraan masyarakat yang masih jauh dari rata-rata. Seperti hal nya dengan masyarakat desa Suka mulia kecamatan Rantau kabupaten Aceh Tamiang, yang mata pencahariannya masih di dominasi pada sektor pertanian. Komoditi utama yang dihasilkan adalah sawit, karet, padi, jagung dan lain sebagainya. Salah satu kendala masyarakat Suka mulia adalah kondisi jalan tanah yang selalu tergenang air, baik air pembuangan masyarakat maupun air pada saat musim hujan yang menyebabkan erosi pada badan jalan.

D:\DATA D\ANEKA FOTO\Pelt tepas , verifikasi ,penc SPP dll\Foto0306.jpgHal ini dikarenakan oleh kondisi drainase yang tidak memadai. Air seakan tidak tau harus mengalir kemana. Kondisi jalan tanah yang becek membuat masyarakat Suka mulia sangat tidak nyaman saat membawa hasil panennya untuk di jual ke pasar kecamatan. Oleh karena itu, masyarakat cenderung menjual hasil panen kepada agen-agen yang datang ke desa Suka mulia dengan harga yang sangat murah. Akibat drainase yang kurang memadai, rumah-rumah banyak tergenang air pada saat musim hujan. Di samping itu, kondisi tanah yang tergenang air ini sangat berpotensi perkembangbiakan penyakit, salah satunya adalah demam dan diare.

Berdasarkan latar belakang tersebut, masyarakat Suka mulia membuat usulan bantuan pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) melalui musyawarah desa campuran.
Musyawarah pada saat itu menggali kebutuhan desa Suka mulia yaitu tentang pentingnya pembangunan drainase di dusun Mawar dan dusun Melati supaya pada saat musim hujan, air tidak tergenang di badan jalan sehingga mudah di lewati dan masalah penularan penyakit dapat di antisipasi dengan baik. Dengan demikian kesejahteraan dan kesehatan masyarakat Suka mulia dapat ditingkatkan.
Proses pelaksanaan kegiatan drainase ini dari awal sampai akhir melibatkan masyarakat desa Suka mulia, terutama penerima manfaat, yaitu masyarakat rumah tangga miskin. Hal ini dilakukan sesuai dengan peraturan program PNPM-MP, yang memberdayakan masyarakat setempat.



Drainase ini dibangun atas biaya dari PNPM Mandiri Perdesaan, dengan nilai fisik sebesar Rp 210.601.000. dengan total panjang 1200 meter, dan bangunan pelengkap yaitu gorong-gorong dan plat beton. Berkat kerja sama dan kegigihan warga Suka mulia, akhirnya kegiatan drainase dapat diwujudkan sesuai rencana. Kini musim hujan tidak lagi menjadi momok menakutkan bagi warga Suka mulia, dengan dibangunnya drainase ini baik air hujan maupun air pembuangan masyarakat telah mengalir pada tempat yang semestinya. Dengan demikian, lingkungan menjadi bersih dan bebas dari penyakit.

Manfaat Langsung DariI Hasil Pelaksanaan PNPM - MP



Kampung Raja Tuha adalah salah satu yang mendapat dana bantuan PNPM – Mp. 2013 Kampung Raja Tuha terletak di Kecamatan Manyak Payed Kabupaten Aceh Tamiang jarak dari pusat Kecamatan kira – kira 6 km proses untuk mendapatkan bantuan PNPM – Mp melaluli MD Perencanaan dan di MAD proritas usulan dan selanjutnya dengan dengan MAD pendanaan maka pada tahun 2013 terdanai Kampung Raja Tuha dengan dana BLM sebesar Rp. 257.260.000,- termasuk untuk kegiatan dan operasional TPK dan UPK dalam pelaksaan dilakukan rapat pra pelaksaan untuk menentukan

Jalan Menuju SISIRO



Ada sebuah desa di kecamatan tenggulun, yang salah satu dusunnya tidak bisa dilewati pada saat musim hujan.nama desa tersebut adalah desa simpang kiri, dan dusun tersebut adalah dusun sisiro namanya.
Sebuah dusun yang terpisah dari desa simpang kiri. jalan menuju dusun ini sangat rentan terhadap banjir. jika musim hujan, dan air sungai meluap, maka dusun ini tidak bisa dilewati dengan kendaraan. jalan satu-satunya agar masyarakat dapat melintasi dusun ini adalah dengan menggunakan rakit penyebrangan. rakit ini terbuat dari beberapa batang kayu. hanya bisa dinaiki beberapa buah kendaraan saja. sekali menyebrang masyarakat harus membayar 10 ribu rupiah itu sudah termasuk dengan kendaraan yang ditumpanginya.
Masyarakat sudah lama merasakan keadaan seperti ini. karena perlu diketahui, semua aktifitas terhenti jika banjir tiba. jalan ini satu-satunya sarana transportasi yang menghubungkan antara dusun sisiro dengan desa atau ibu kota kecamatan tenggulun.  masyarakat sudah memohon ke dinas terkait agar terbangunnya sebuah sarana transportasi yang dapat dilalui dikala musim hujan tiba.

PNPM hadir ditengah-tengah itu semua. dimana masyarakat memerlukan sebuah bukti yang nyata, bukti yang dapatmemperlancar perekonomian masyarakat  khususnya untuk dusun sisiro.  berkat perjuangan yang gigih dari tim delegasi desa simpang kiri, tahun 2013 desa simpang kiri mendapat rangking 3 dalam perebutan dana bantuan langsung masyarakat (BLM) melalui PNPM.
Alhamdulillah, harapan masyarakat desa simpang kiri, khususnya dusun sisiro mendapat titik terang. jalan yang dulunya rentan terhadap banjir, kini pnpm membangun sebuah jalan, sebuah sarana trasnportasi yang dapat dilalui walaupun banjir itu datang. jalan ini dibangun sebuah talud penahan tanah dengan ketinggian 2 meter dari tanah dasar. jalan ini nantinya dapat menghubungkan dusun sisiro dengan ibu kota kecamatan tanpa ada kendala dengan banjir.
Dimulai pada pertengahan bulan juni 2013, pembangunan jalan ini sudah hampir rampung dikerjakan, sudah mencapai lebih dari 85%. yang ditargetkan akhir bulan oktober jalan ini selesai 100%. jalan ini dibangun sepanjang 100 meter, dengan ketinggian 2meter, dan disisi kiri kanan jalan ini dibuat talud penahan tanah menggunakan batu gunung. dan dilengkapi dengan kolom-kolom berukuran 30x30cm yang berdiri kokoh disetiap 4 meternya. lebar atas jalan 5 meter, dan lebar bawah pondasi 10 meter. jalan ini dirancang agar banjir tidak menghalangi lagi laju transportasi masyarakat dusun sisiro.
 
OLEH
Joko Setia, ST
FT Kecamatan Tenggulun