Sejarah Kampung
Sungai Kuruk Tiga
Pada tahun 1850
masehi ada sekelompok masyarakat yang dipelopori oleh Nyak Syeh, Kelompok ini
membuka hutan disebelah timur kerajaan seruway yang berbatasan langsung dengan
Lautan Selat melaka / Ujung Tamiang . Setelah hutan dibuka dan digarap,
mulailah Sekelompok masyarakat itu merintis jalan setapak yang menghubungkan
dengan kerajaan Seruway untuk membeli kebutuhan pangan. Kerajaan seruway saat
itu dipimpin oleh rajanya yang bernama Tengku STAN (nama panggilan). Pada tahun
1856 hutan yang dibuka menjadi perkampungan,
Nelayan, masyarakat yang bekerja sebagai Nelayan membuat pemukiman
diareal pinggiran sungai.
Doc ; TK Sebelumnya |
Daerah garapan hutan yang bibuka saat itu
banyak ditumbuhi pohon pohon-pohon
Nipah, tersebut tumbuh disekitar pinggiran sungai air masin. Dikarnakan arus
pasang surut yang mengaliri sungai tersebut, pinggiran sungai terkikis dan
menyebabkan longsor dan membuat pepohonan Nipah itu terbawa longsor tepat di
tengah sungai. Kejadian ini disaksikan
oleh masyarakat yang mendiami daerah pemukiman baru ini. Kejadian tersebut
menjadi inspirasi untuk member nama daerah pemukiman baru tersebut dengan nama
BANDA NIPAH, Kata Banda Nipah berasal dari bahasa setempat yang berarti daerah
sungai yang paling Padat di ambil dari penggilan sebuah nama pohon yaitu pohon
NIPAH.
Banda Nipah adalah
sebuah daerah yang mewah hasil laut, terkenal dengan hasil Kerajinan tangan
untuk membuat atap rumah, kemasyuran Bana Nipah segera terdengar ke kerajaan
seruway. Raja seruway kemudian mengutus panglimanya untuk berkunjung ke daerah
tersebut, dari hasil kunjungan tersebut raja memutuskan daerah ini menjadi
sebuah kampung dalam kawasan kerajaan seruway. Sebagai sebuah kampung, seperti
halnya kampung lain kampung harus dipimpin oleh seorang pemimpin yang di sebut
PETUA Dengan pertimbangan matang, maka ditunjuklah seorang yang gagah dan bijak
dan berasal dari daerah tersebut, beliau adalah
OK. MUHAMMAD SATI. Sejak diangkatnya OK MUHAMMAD SATI sebagai Petuhe
kampung pada tahun 1906 oleh kerajaan seruway, beliau mulai membangun kampong
BANDA NIPAH bersama masyarakat secara bergotong royong, membenahi atau
menentukan peraturan atau resam-resam kampungtentang Agama, adat istiadat dan
norma-norma hukum.
Kemudian sejak tahun
1936 masyarakat kampung Banda Nipah
dibawah kepemimpinan OK MUHAMMAD SATI bersama- sama dengan Kewedanaan seruway
bersepakat untuk menggantikan nama Banda Nipah Menjadi SUNGAI KURUK, dengan
pertimbangan : Arus transportasi Air / Nelayan terhambat atau tidak lancer lalu
lintas dikarenakan sungai sungai yang bermuara kelaut sudah dangkal dan perlu
pengerokan / pedalaman sungai, kemudian masyarakat bergotong royong mengerok /
mendalami sungai, berulang-ulang , tapi dalam tenggang waktu 2 sampai 4 bulan
sudah dangkal kembali, Kejadian inilah yang menjadi Cikal Batal terbentuklah
nama pemukiman baru dari nama sebelumnya Banda Nipah menjadi SUNGAI KURUK,
Seiring dengan
perkembangan jaman sekitar tahun 1938 para pemangku adapt dan tokoh agama serta
pendiri kampung menjalankan roda pemerintahan
dengan berbasis ekonomi kegotong royongan maju pesat terutama disektor
perikanan dan kelautan berjalan dengan baik,
kemudian diawal kemerdekaan RI TAHUN 1945 Sungai kuruk berubah namanya
menjadi SUNGAI KURUK TIGA.
Sejak saat itu nama
SUNGAI KURUK TIGA terkenal namanya, dengan segala kekurangan dan kelebihannya,
terutama hasil laut, Dan pada tahun 2005
telah berubah namanya menjadi KAMPUNG SUNGAI KURUK TIGA dibawah kepemimpinan
seorang DATOK PUNGHULU KAMPUNG. dan nama kampung sungai kuruk tiga ini sudah
dikenal sampai ke Propinsi Aceh.
Demikianlah sejarah
kondisi desa ini diuraikan dengan singkat, Kemegahan dan kesaksian sejarah
masih bisa terlihat di kampung Sungai
kuruk tiga , peninggalan situs situs bersejarah yang ada di kampung sungai
kuruk tiga seperti kobah, sungai yang dikeruk yang masih dipergunakan untuk
transportasi air sampai saat ini.
Sejarah Pembangunan TK Harapan Bangsa
Begitulah sebutan
untuk TK yang berdiri di kampung sei kuruk tiga Kecamatan Seruway. Penuh dengan
harapan dari bangsa, namun belum menjadi harapan anak-anak kampung sei kuruk
tiga dan masyarakat setempat, di karenakan proses pendidikannya yang masih
menumpang dirumah warga dan dengan mobiler seadanya
Pada tahun 2010,
menjadi Tahun perumusan berdirinya taman
kanak-kanak Harapan Bangsa yang diketahui ibu khadariah beserta guru
pendamping. Hal ini menjadi perjuangan yang nyata bagi ibu kadariah dan
masyarakat Sei Kuruk Tiga, demi mewujudkan harapan anak bangsa yang cerdas,
pintar dan berkualitas. Namun keadaan ini berbanding terbalik, surut langkah
anak-anak untuk bersekolah di TK terpengaruh dengan keadaan tempat yang jauh
dari kata nyaman.
Dikarenkan “lokasi
sekolahnya seperti tong Setan” cetus anak-anak yang sedang melintasi gubuk yang
dihuni anak didik Harapan Bangsa. Senada dengan pernyataan itu banyak orang tua
wali menekolahkan anaknya diluar kampung yang memiliki failitas sekolah yang
lebih memadai dengan keamanan dan kenyamanan yang sudah terjamin. Perjuangan
ibu kadariah bersama masyarakat terus berlanjut, tak pernah surut dari
cemo’ohan dan hinaan yang terus silih berganti, “ini menambah perjuangan
semangat kami” tegas kadariah 32 tahun.
Doc : TK Harapan
Bangsa Berdiri Megah Di Pemukiman Warga
|
Akhirnya pada tahun
2012 melalui musrenbang kecamatan, usulan pembangunan TK Harapan Bangsa Kampung
Sungai Kuruk Tiga menjadi prioritas terdanai, melalui kegiatan pembangunan TK
yang bersumber dari Dana APBN dengan Jumlah Dana Rp. 213.000.000-‘ volume 5x16
Meter ini menjadi buah hasil perjuangan masyarakat yang membanggakan.
By : Hafniati
(hafni)
Fasilitator Teknik
Kec : Seruway
Kab. Aceh Tamiang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar