Kamis, 26 September 2013

TK Harapan Bangsa

Sejarah Kampung Sungai Kuruk Tiga

Pada tahun 1850 masehi ada sekelompok masyarakat yang dipelopori oleh Nyak Syeh, Kelompok ini membuka hutan disebelah timur kerajaan seruway yang berbatasan langsung dengan Lautan Selat melaka / Ujung Tamiang . Setelah hutan dibuka dan digarap, mulailah Sekelompok masyarakat itu merintis jalan setapak yang menghubungkan dengan kerajaan Seruway untuk membeli kebutuhan pangan. Kerajaan seruway saat itu dipimpin oleh rajanya yang bernama Tengku STAN (nama panggilan). Pada tahun 1856 hutan yang dibuka menjadi perkampungan,  Nelayan, masyarakat yang bekerja sebagai Nelayan membuat pemukiman diareal pinggiran sungai.
Doc ; TK Sebelumnya
 Daerah garapan hutan yang bibuka saat itu banyak ditumbuhi pohon  pohon-pohon Nipah, tersebut tumbuh disekitar pinggiran sungai air masin. Dikarnakan arus pasang surut yang mengaliri sungai tersebut, pinggiran sungai terkikis dan menyebabkan longsor dan membuat pepohonan Nipah itu terbawa longsor tepat di tengah  sungai. Kejadian ini disaksikan oleh masyarakat yang mendiami daerah pemukiman baru ini. Kejadian tersebut menjadi inspirasi untuk member nama daerah pemukiman baru tersebut dengan nama BANDA NIPAH, Kata Banda Nipah berasal dari bahasa setempat yang berarti daerah sungai yang paling Padat di ambil dari penggilan sebuah nama pohon yaitu pohon NIPAH.
Banda Nipah adalah sebuah daerah yang mewah hasil laut, terkenal dengan hasil Kerajinan tangan untuk membuat atap rumah, kemasyuran Bana Nipah segera terdengar ke kerajaan seruway. Raja seruway kemudian mengutus panglimanya untuk berkunjung ke daerah tersebut, dari hasil kunjungan tersebut raja memutuskan daerah ini menjadi sebuah kampung dalam kawasan kerajaan seruway. Sebagai sebuah kampung, seperti halnya kampung lain kampung harus dipimpin oleh seorang pemimpin yang di sebut PETUA Dengan pertimbangan matang, maka ditunjuklah seorang yang gagah dan bijak dan berasal dari daerah tersebut, beliau adalah  OK. MUHAMMAD SATI. Sejak diangkatnya OK MUHAMMAD SATI sebagai Petuhe kampung pada tahun 1906 oleh kerajaan seruway, beliau mulai membangun kampong BANDA NIPAH bersama masyarakat secara bergotong royong, membenahi atau menentukan peraturan atau resam-resam kampungtentang Agama, adat istiadat dan norma-norma hukum.

Kemudian sejak tahun 1936  masyarakat kampung Banda Nipah dibawah kepemimpinan OK MUHAMMAD SATI bersama- sama dengan Kewedanaan seruway bersepakat untuk menggantikan nama Banda Nipah Menjadi SUNGAI KURUK, dengan pertimbangan : Arus transportasi Air / Nelayan terhambat atau tidak lancer lalu lintas dikarenakan sungai sungai yang bermuara kelaut sudah dangkal dan perlu pengerokan / pedalaman sungai, kemudian masyarakat bergotong royong mengerok / mendalami sungai, berulang-ulang , tapi dalam tenggang waktu 2 sampai 4 bulan sudah dangkal kembali, Kejadian inilah yang menjadi Cikal Batal terbentuklah nama pemukiman baru dari nama sebelumnya Banda Nipah menjadi SUNGAI KURUK,
Seiring dengan perkembangan jaman sekitar tahun 1938 para pemangku adapt dan tokoh agama serta pendiri kampung menjalankan  roda pemerintahan dengan berbasis ekonomi kegotong royongan maju pesat terutama disektor perikanan dan kelautan berjalan dengan baik,  kemudian diawal kemerdekaan RI TAHUN 1945 Sungai kuruk berubah namanya menjadi SUNGAI KURUK TIGA.
Sejak saat itu nama SUNGAI KURUK TIGA terkenal namanya, dengan segala kekurangan dan kelebihannya, terutama hasil laut,  Dan pada tahun 2005 telah berubah namanya menjadi KAMPUNG SUNGAI KURUK TIGA dibawah kepemimpinan seorang DATOK PUNGHULU KAMPUNG. dan nama kampung sungai kuruk tiga ini sudah dikenal sampai ke Propinsi Aceh.
Demikianlah sejarah kondisi desa ini diuraikan dengan singkat, Kemegahan dan kesaksian sejarah masih bisa terlihat  di kampung Sungai kuruk tiga , peninggalan situs situs bersejarah yang ada di kampung sungai kuruk tiga seperti kobah, sungai yang dikeruk yang masih dipergunakan untuk transportasi air sampai saat ini.
Sejarah Pembangunan TK Harapan Bangsa
Begitulah sebutan untuk TK yang berdiri di kampung sei kuruk tiga Kecamatan Seruway. Penuh dengan harapan dari bangsa, namun belum menjadi harapan anak-anak kampung sei kuruk tiga dan masyarakat setempat, di karenakan proses pendidikannya yang masih menumpang dirumah warga dan dengan mobiler seadanya
Pada tahun 2010, menjadi Tahun perumusan berdirinya taman  kanak-kanak Harapan Bangsa yang diketahui ibu khadariah beserta guru pendamping. Hal ini menjadi perjuangan yang nyata bagi ibu kadariah dan masyarakat Sei Kuruk Tiga, demi mewujudkan harapan anak bangsa yang cerdas, pintar dan berkualitas. Namun keadaan ini berbanding terbalik, surut langkah anak-anak untuk bersekolah di TK terpengaruh dengan keadaan tempat yang jauh dari kata nyaman.    
Dikarenkan “lokasi sekolahnya seperti tong Setan” cetus anak-anak yang sedang melintasi gubuk yang dihuni anak didik Harapan Bangsa. Senada dengan pernyataan itu banyak orang tua wali menekolahkan anaknya diluar kampung yang memiliki failitas sekolah yang lebih memadai dengan keamanan dan kenyamanan yang sudah terjamin. Perjuangan ibu kadariah bersama masyarakat terus berlanjut, tak pernah surut dari cemo’ohan dan hinaan yang terus silih berganti, “ini menambah perjuangan semangat kami” tegas kadariah 32 tahun.

Doc : TK Harapan Bangsa Berdiri Megah Di Pemukiman Warga
Akhirnya pada tahun 2012 melalui musrenbang kecamatan, usulan pembangunan TK Harapan Bangsa Kampung Sungai Kuruk Tiga menjadi prioritas terdanai, melalui kegiatan pembangunan TK yang bersumber dari Dana APBN dengan Jumlah Dana Rp. 213.000.000-‘ volume 5x16 Meter ini menjadi buah hasil perjuangan masyarakat yang membanggakan.


By : Hafniati (hafni)
Fasilitator Teknik
Kec : Seruway
Kab.  Aceh Tamiang
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar