Namanya desa
Jamur Labu. Terletak di Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang memiliki
jumlah penduduk
962 jiwa, dan 427 jiwa di
antaranya adalah penduduk miskin. Desa ini berada di daerah
pedalaman kecamatan Rantau dengan rata-rata penduduknya bekerja sebagai petani
maupun pekebun. Cikal bakal kampung jamur labu dimulai pada tahun 1930an dimana
ada sebuah gubuk yang ditutupi oleh pohon labu. Lambat laun masyarakat yang
baru menetap menyebutkannya dengan “ Jambo Labu atau Jamur Labu. Kampung yang
berbatasan langsung dengan propinsi sumatera utara ini sejak dikukuhkan pada
tahun 1945 hingga sampai saat ini belum banyak terjangkau oleh
kegiatan-kegiatan infrastruktur dari Pemerintah Daerah setempat maupun
pemerintah propinsi terlebih oleh kegiatan yang didanai pemerintah pusat.
“Kampung pinggiran” begitu masyarakat menyebutkan. Terlalu terpinggirkan
sehingga apabila ada masyarakat diluar desa yang berkunjung akan dibuat
terkejut “ga nyangka ya…?? ada kampung didalam sini”, salah satu komentar seorang
teman. Sebagian masyarakat jamur labu adalah petani dan pekebun. Hasil
pertanian mereka seperti padi, jagung dan kacang tanah serta…..keladi atau
talas. Dan…..menurut informasi dari Dinas Pertanian Aceh Tamiang sentra
penghasil keladi atau talas untuk kabupaten Aceh Tamiang adalah di….jamur labu.
Naah….terbilang hebat kan..?? Tapi sayangnya akibat kendala keterbatasan akan
sarana transportasi di jamur labu…potensi sumber daya alam itupun terpinggirkan
juga, mensejajarkan diri dengan kampung penghasilnya.. ”terpinggirkan”.
Naah…membaca potensi tersebut PNPM
Mandiri Perdesaan Kecamatan Rantau juga telah memberikan bantuan pengolahan
talas tersebut menjadi makanan yang bernilai jual tinggi melalui pelatihan
peningkatan kapasitas masyarakat dengan sumber dana kelembagaan UPK Kecamatan Rantau. Tapi…..bukan
hal ini yang akan penulis kisahkan akan tetapi tetap berkaitan dengan kegiatan
fisik yang bertujuan untuk menunjang peningkatan taraf hidup masyarakat dijamur
labu. Eheemm…kita mulai aja deh..
Dimulai dengan penggalian gagasan
dimusrenbangdes…kemudian dirangkingkan ditingkat kecamatan lalu dapat rangking
ke-2 kemudian masuk tahapan pendanaan lalu kemudian…yaa..seperti biasa masuk ke
tahap pelaksanaan..yuupp..demikian penjelasan singkatnya ya..meski saya tahu
temen-temen pembaca juga mengetahuinya tanpa harus saya jelaskan lagi…
(Sekilas Gambaran Suasana Musrenbangdes & Musrenbangkec)
|
Kegiatan perkerasan jalan didesa
Jamur Labu ini memiliki panjang target rencana 750 meter juga memiliki bangunan
pelengkap didalamnya, plat beton 2 unit, talud atau tembok penahan tanah (TPT)
sepanjang 500 meter, gorong-gorong dengan diamater 50 cm dan 80 cm
serta…jembatan komposit beton dengan ukuran 5x4 meter. Jembatan ini adalah
jembatan penghubung yang benar-benar dibutuhkan masyarakat jamur labu umumnya
dan masyarakat dusun tegal anyar-tegal rejo khususnya. Total bantuan yang
dikucurkan oleh PNPM Mandiri untuk kegiatan perkerasan jalan ini adalah Rp.
265.217.000.
Kondisi Jembatan Sebelum dikerjakan |
Banyak kendala pada saat awal-awal kegiatan
mengingat pelaku-pelaku didesa hampir semua adalah pelaku baru diprogram ini.
Namun dengan kebulatan tekad yang hampir tidak bulat lagi dan dengan partisipasi
masyarakat yang secara bergotong royong dikoordinir oleh TPK dan Datok Penghulu
serta Fasilitator Teknik Kecamatan kegiatan ini berjalan hingga selesai dan
siap untuk diserah terimakan.
Dari Habis panen padi..trus dilanjutkan tanaman palawija
(kegiatan terus berjalan)
|
Kendala teknis lain berupa tidak adanya
ketersediaan bahan yang disebabkan oleh cuaca dan musim yang tidak menentu pada
saat pelaksaanaan. Kondisi cuaca ekstrim…yang sebentar panas dan kemudian
sebentar hujan lebat mengakibatkan
terputusnya ketersediaan material di quarry (tempat pengumpulan bahan). Hal ini
tentu saja menghambat progress kegiatan. Dalam perencanaan awal juga disertakan
pengadaan material kayu (berupa bilahan pohon karet) yang berfungsi sebagai
cerucuk untuk badan jalan. Namun untuk mengadakannya butuh waktu yang lumayan
lama…
Force majure operatornya vibro roller (compact) |
Jembatan pada saat mulai pembesian |
Talud Penahan
Tanah (TPT)
|
Akhirnya setelah melewati beberapa kali musim
tanam kegiatan perkerasan jalan dikampung jamur labu ini bisa dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat khususnya pada saat mengangkut hasil tani mereka
serta menunjang kegiatan sehari-hari masyarakat jamur labu. Nah…nie dia hasil
dari jembatan kita….
Hasil dari
kegiatan perkerasan jalan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar