Rabu, 25 September 2013

Mau Bawa Padi..Mau Bawa Jagung..Mau bawa Talas..…apapun kegiatannya……semua jadi mudah..




Namanya desa Jamur Labu. Terletak di  Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang memiliki jumlah penduduk  962 jiwa, dan 427 jiwa di antaranya adalah penduduk miskin. Desa ini berada di daerah pedalaman kecamatan Rantau dengan rata-rata penduduknya bekerja sebagai petani maupun pekebun. Cikal bakal kampung jamur labu dimulai pada tahun 1930an dimana ada sebuah gubuk yang ditutupi oleh pohon labu. Lambat laun masyarakat yang baru menetap menyebutkannya dengan “ Jambo Labu atau Jamur Labu. Kampung yang berbatasan langsung dengan propinsi sumatera utara ini sejak dikukuhkan pada tahun 1945 hingga sampai saat ini belum banyak terjangkau oleh kegiatan-kegiatan infrastruktur dari Pemerintah Daerah setempat maupun pemerintah propinsi terlebih oleh kegiatan yang didanai pemerintah pusat. “Kampung pinggiran” begitu masyarakat menyebutkan. Terlalu terpinggirkan sehingga apabila ada masyarakat diluar desa yang berkunjung akan dibuat terkejut “ga nyangka ya…?? ada kampung didalam sini”, salah satu komentar seorang teman. Sebagian masyarakat jamur labu adalah petani dan pekebun. Hasil pertanian mereka seperti padi, jagung dan kacang tanah serta…..keladi atau talas. Dan…..menurut informasi dari Dinas Pertanian Aceh Tamiang sentra penghasil keladi atau talas untuk kabupaten Aceh Tamiang adalah di….jamur labu. Naah….terbilang hebat kan..?? Tapi sayangnya akibat kendala keterbatasan akan sarana transportasi di jamur labu…potensi sumber daya alam itupun terpinggirkan juga, mensejajarkan diri dengan kampung penghasilnya.. ”terpinggirkan”.

Naah…membaca potensi tersebut PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Rantau juga telah memberikan bantuan pengolahan talas tersebut menjadi makanan yang bernilai jual tinggi melalui pelatihan peningkatan kapasitas masyarakat dengan sumber dana  kelembagaan UPK Kecamatan Rantau. Tapi…..bukan hal ini yang akan penulis kisahkan akan tetapi tetap berkaitan dengan kegiatan fisik yang bertujuan untuk menunjang peningkatan taraf hidup masyarakat dijamur labu. Eheemm…kita mulai aja deh..
  Dimulai dengan penggalian gagasan dimusrenbangdes…kemudian dirangkingkan ditingkat kecamatan lalu dapat rangking ke-2 kemudian masuk tahapan pendanaan lalu kemudian…yaa..seperti biasa masuk ke tahap pelaksanaan..yuupp..demikian penjelasan singkatnya ya..meski saya tahu temen-temen pembaca juga mengetahuinya tanpa harus saya jelaskan lagi…

(Sekilas Gambaran Suasana Musrenbangdes & Musrenbangkec)
 
Kegiatan perkerasan jalan didesa Jamur Labu ini memiliki panjang target rencana 750 meter juga memiliki bangunan pelengkap didalamnya, plat beton 2 unit, talud atau tembok penahan tanah (TPT) sepanjang 500 meter, gorong-gorong dengan diamater 50 cm dan 80 cm serta…jembatan komposit beton dengan ukuran 5x4 meter. Jembatan ini adalah jembatan penghubung yang benar-benar dibutuhkan masyarakat jamur labu umumnya dan masyarakat dusun tegal anyar-tegal rejo khususnya. Total bantuan yang dikucurkan oleh PNPM Mandiri untuk kegiatan perkerasan jalan ini adalah Rp. 265.217.000.

Kondisi Jembatan Sebelum dikerjakan
 

Kondisi Jalannya neeh…sebelum dikerjakan tentunya..
 Banyak kendala pada saat awal-awal kegiatan mengingat pelaku-pelaku didesa hampir semua adalah pelaku baru diprogram ini. Namun dengan kebulatan tekad yang hampir tidak bulat lagi dan dengan partisipasi masyarakat yang secara bergotong royong dikoordinir oleh TPK dan Datok Penghulu serta Fasilitator Teknik Kecamatan kegiatan ini berjalan hingga selesai dan siap untuk diserah terimakan. 

Dari Habis panen padi..trus dilanjutkan tanaman palawija (kegiatan terus berjalan)
 

Nehh dia nih semangat gotong royong………………….
         Kendala teknis lain berupa tidak adanya ketersediaan bahan yang disebabkan oleh cuaca dan musim yang tidak menentu pada saat pelaksaanaan. Kondisi cuaca ekstrim…yang sebentar panas dan kemudian sebentar hujan lebat  mengakibatkan terputusnya ketersediaan material di quarry (tempat pengumpulan bahan). Hal ini tentu saja menghambat progress kegiatan. Dalam perencanaan awal juga disertakan pengadaan material kayu (berupa bilahan pohon karet) yang berfungsi sebagai cerucuk untuk badan jalan. Namun untuk mengadakannya butuh waktu yang lumayan lama…
Force majure operatornya vibro roller (compact) 
Jembatan pada saat mulai pembesian

Talud Penahan Tanah (TPT)
        Akhirnya setelah melewati beberapa kali musim tanam kegiatan perkerasan jalan dikampung jamur labu ini bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat khususnya pada saat mengangkut hasil tani mereka serta menunjang kegiatan sehari-hari masyarakat jamur labu. Nah…nie dia hasil dari jembatan kita…. 

Hasil dari kegiatan perkerasan jalan :
  
 
Alhammdulillah…selesai sebuah kegiatan……semoga bermanfaat untuk waktu yang lama yaa….Amien…




Oleh:
Uya Uthary, ST 
Kuala Simpang
Kecamatan Rantau
PNPM Mandiri Perdesaan   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar