Aku Janda namaku
AMINAH tapi orang memanggilku dengan
sebutan NEK MINAH Umurku 66 tahun kini aku tinggal dengan cucuku
yang baru duduk dikelas dua sekolah dasar, rumah ku tidak terlalu jauh dari
ibukota kecamatan dengan nama desaku KAMPUNG
MATANG CINCIN KEC. MANYAK PAYED ibu dari cucuku ini sudah tidak tinggal
sama kami lagi disebabkan matanya yang tiba tiba tiba buta entah apa penyebanya
sedangkan ayah dari cucuku ini telah meninggal dunia pada saat darurat militer yang melanda Aceh beberapa
yang tahun yang telah silam tapi bukan
kepedihan itu yang mau kuceritakan tapi kegembiraan yang kini sedang ALLAH
S.W.T Anugerahkan kepadaku.
Sabtu, 28 September 2013
Penantian Yang Berujung
Geureunggam
adalah sebuah desa di Kecamatan Kejuruan Muda yang letaknya di antara kebun
Sawit dan kebun Karet. Desa yang berbatasan dengan Kecamatan Sekerak belum
memiliki infrastruktur yang memadai terutama jalan, walaupun areal perkebunan memiliki
jalan namun kondisinya sangat tidak memadai. Menuju desa Geurenggam harus
menggunakan kendaraan roda dua agar waktu tempuh lebih singkat jika
dibandingkan menempuh dengan roda empat. Butuh kehati-hatian dan stamina lebih dalam berkendaraan untuk perjalanan menuju ke
desa Geurenggam melewati areal perkebunan Sawit dan Karet baik milik masyarakat
maupun perusahaan. Akses menuju desa Geurenggam sangat rawan karena jalan yang
dilewati masih berkonstruksi tanah dan sebagian batu dengan trase jalan mendaki,
menurun dan tikungan serta lubang yang
menganga. Jika musim hujan bisa dibayangkan bagaimana kondisi jalan untuk
dilewati dan berapa lama waktu tempuh yang dibutuhkan, sungguh sangat tidak
memadai ketika begitu banyak dana yang dikucurkan oleh pemerintah namun masih
ada jalan desa yang sulit dilalui.
Mimpi Nyata Dengan Aneka Rasa
Beranjak
dari perkumpulan wirid Yasin warga dusun Keluarga Kampung Suka Mulia upah Kecamatan Banda Mulia Kabupaten Aceh Tamiang
lahirlah sebuah kelompok simpan pinjam Perempuan (SPP) yang diberi nama “ASOKA”
dengan anggota sebanyak 5 orang diketuai oleh Ibu Asmawati. “Kenapa Asoka Namanya Bu” ? Tanya faskeu.
“Asal Sorong Ka’o, celetuk seorang ibu sambil tertawa. Maksudnya, gini lho Pak,
“setiap ada dorongan yang kuat untuk usaha maka siapapun akan berhasil dan
kegagalan akan kalah atau dapat diatasi”. Jawab Ibu Suimiati salah seorang anggota kelompok pengelola “Kerupuk
Aneka Rasa”.
Bintang.....Gayo Land.....
Malam ini aku akan bercerita tentang Bintang,.ya tentang
bintang, tapi bintang yang ku maksud bintang yang
dilangit, yang selalu bersinar menghiasi
langit dan memberikan keindahan bagi para makluk dimuka bumi...berawal dari perjalanan
yang kami awali dengan menggunakan bus Putra pelangi yang kapasitas 30
orang,aku dan teman teman UPK ku menuju sebuah Kota..Kota Takengon, Aceh
Tengah..
Jumat, 27 September 2013
Komik: Balai Opak
KOMIK
Komik ini menceritakan tentang bagaimana proses
awal berdirinya balai pertemuan di Desa Upah Kecamatan Bendahara, walaupun
berupa komik namun cerita ini memang benar-benar nyata hanya dibuat buat dalam
bentuk komik jadi bukan cerita hayalan seperti komik-komik yang lainnya ya….
Menceritakan proses awal berdirinya, proses
pengerjaannya hingga peresmiannya yang diresmikan langsung oleh Bupati Aceh
Tamiang, mau tau ceritanya........
Kamis, 26 September 2013
Kuala Genting Terbebas Mandi Parit
Desa Kuala genting memiliki panorama alam yang indah,
asri dan masyarakatnya yang ramah tamah tetapi tidak didukung dengan sarana air
bersih yang baik bahkan jauh dari standart kesehatan yang masih menggunakan air
parit sebagai kebutuhan hidup sehari-hari, kok masih ada ya…. hal seperti ini
di Negara kita.. padahal Negara Indonesia sudah merdeka 68 tahun yang lalu… Sebenarnya
hal ini bukanlah kemauan masyarakatnya tetapi keadaan alamlah yang membuat hal seperti ini,, masyarakat
dengan terpaksa menggunakan air parit sebagai kebutuhan hidup sehari-hari seperti
mencuci baju, piring, mandi dll,,, yang lebih ironisnya lagi air limbah
pemakaian rumah tangga kembali lagi keparit tersebut sehingga membuat air
sangatlah tidak layak untuk digunakan, masyarakat desa sudah berusaha untuk
hidup sehat seperti membuat sumur gali tetapi sudah digali sampai puluhan meter
air pun tidak kunjung ada, juga bak penampung tadah hujan apabila sudah musim
kemarau airnya pun kering bersama teriknya matahari,,, hal seperti ini sungguh
menyayat hati kita… ,,
Siberat Pembawa Berkah
Bermula dari kesulitan dari sebuah
desa yang terletak di dalam kawasan sebuah pemerintahan kecamatan seruway yang
berada dibawah pemerintahan kabupaten aceh tamiang. Sebuah desa yang lahir
dengan adanya transmigrasi lokal sehingga muncul sebuah desa dengan nama Alur
Alim I. Layaknya desa-desa yang ada diIndonesia yang lahir karena adanya
transmigrasi maka desa ini lebih dipenuhi oleh masyarakat yang beretnis jawa. Sesuai dengan tradisi
bagi masyarakat transmigrasi bertani dan berkebun merupakan penghasilan utama
bagi mereka.
Didukung dengan sumber daya alamnya dan tanah yang subur membuat
desa tersebut dilimpahi hasil alam yang melimpah ruah. Lahan yang lebih banyak
ditanami dengan kebun-kebun sawit dan karet membuat masyarakat membutuhkan
sarana transportasi yang memadai ditambah lagi kebutuhan akan prasarana
penghubung baik jalan maupun jembatan. Karena kebutuhan akan prasarana jembatan
yang relatif banyak maka membuat warga desa ini patah arang. Namun para
aparatur desa masih terus berfikir mencari solusi dari permasalahan ini.
Akhirnya melalui Musyawarah Desa pada tahun 2012 maka muncullah satu usulan
pembangunan jembatan 4 x 5 Meter yang difasilitasi dengan program PNPM-BKPG
2012. Layaknya usulan pada BKPG setiap desa akan didanai dengan bantuan sebesar
69.000.000,- dan harapan masyarakat yang awalnya mulai hampa kini makin terbuka
dan mendekati kenyataan.
TK Harapan Bangsa
Sejarah Kampung
Sungai Kuruk Tiga
Pada tahun 1850
masehi ada sekelompok masyarakat yang dipelopori oleh Nyak Syeh, Kelompok ini
membuka hutan disebelah timur kerajaan seruway yang berbatasan langsung dengan
Lautan Selat melaka / Ujung Tamiang . Setelah hutan dibuka dan digarap,
mulailah Sekelompok masyarakat itu merintis jalan setapak yang menghubungkan
dengan kerajaan Seruway untuk membeli kebutuhan pangan. Kerajaan seruway saat
itu dipimpin oleh rajanya yang bernama Tengku STAN (nama panggilan). Pada tahun
1856 hutan yang dibuka menjadi perkampungan,
Nelayan, masyarakat yang bekerja sebagai Nelayan membuat pemukiman
diareal pinggiran sungai.
Doc ; TK Sebelumnya |
Industry Kecil : Penyulingan Nilam
Kelompok SPP KEMBOJA I
Kec. Sekerak – Kab. Aceh Tamiang
Pengelolaan
Simpan pinjam pada UPK Sekerak dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan Program PNPM MP dimana lebih mengutamakan anggotanya dari RTM (rumah
tangga miskin) sehingga sasaran pemberdayaan sangatlah tepat untuk mengurangi
angka kemiskinan di desa. Masyarakat pada umumnya bermata pencaharian sebagai
buruh kebun dan Pertambangan Pasir saat ini tidak bisa lagi
menggantungkan pendapatan semata-mata
dari kebun dan pertambangan pasir mareka karena sering
mengalami banyir. Oleh karena itu diperlukan diversifikasi usaha
kearah industri rumahtangga..
Dulu Asin Sekarang Tawar
“Air
bersih itu sehat” mungkin ini sering terdengar di telinga. Tetapi tidak begitu
yang terjadi di kawasan pesisir Kecamatan Manyak Payed. Desa Dagang Setia yang
terletak di kawasan peisisir Kecamatan Manyak Payed. Selama ini dalam memenuhi
kebutuhan air bersihnya m asyarakat di
Desa Dagang Setia memanfaatkan sumur gali. Tetapi kualitasnya sangat diragukan,
air sumur yang dikonsumsi berasa (payau), agak kekuning-kuningan dan sedikit
berbau.
“Mimpi Jadi Nyata”
Sore itu Ibu Mariana duduk termenung di depan kios
kecil miliknya, dari pagi dagangannya hanya laku sedikit. Usaha yang dirintis
dengan modal seadanya diharapkan dapat menunjang ekonomi keluarga. Tetapi pada
kenyataannya hanya cukup untuk hidup sehari dan besok cari lagi…
Selain usaha kios kelontong Ibu Mariana diamanatkan
sebagai pengelola pelaminan pengantin milik
Desa Tanjung Neraca. Sebagai pengelola Ibu Mariana memiliki sedikit
pengetahuan tentang tata rias pengatin. Dikarenakan usaha ini milik desa maka
penghasilan Ibu Mariana tergantung dari persen yang diberikan oleh desa.
Suatu hari datang seorang tetangga kepada ibu
Mariana yang kebetulan salah satu KPMD PNPM-MPd, “Ibu kenapa daganganya cuma
sedikit? Kalo dagangannya banyak pembeli juga banyak bu..,” pertanyaan dari
tetangga tersebut. Dengan sedih ibu mariana menjawab “modal dari mana bu? Saya
kan Cuma punya kios ini kalo mau dikembangkan saya tidak punya modal”...
singkat cerita tetangga Ibu Mariana Dikenalkan program Simpan Pinjam Perempuan
(SPP) dari PNPM-MPd & BKPG.
Bubuk Kopi Tubruk
Pengelolaan Simpan pinjam pada UPK Banda Mulia dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan Program PNPM MP dimana lebih mengutamakan anggotanya dari RTM (rumah
tangga miskin) sehingga sasaran pemberdayaan sangatlah tepat untuk mengurangi
angka kemiskinan di desa. Masyarakat pada umumnya bermata pencaharian sebagai
buruh kebun dan petani sawah saat ini tidak bisa lagi menggantungkan
pendapatan semata-mata dari kebun dan sawah mareka karena sering
mengalami kegagalan. Oleh karena itu diperlukan diversifikasi usaha kearah
industri rumahtangga..
Rabu, 25 September 2013
Mau Bawa Padi..Mau Bawa Jagung..Mau bawa Talas..…apapun kegiatannya……semua jadi mudah..
Namanya desa
Jamur Labu. Terletak di Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang memiliki
jumlah penduduk
962 jiwa, dan 427 jiwa di
antaranya adalah penduduk miskin. Desa ini berada di daerah
pedalaman kecamatan Rantau dengan rata-rata penduduknya bekerja sebagai petani
maupun pekebun. Cikal bakal kampung jamur labu dimulai pada tahun 1930an dimana
ada sebuah gubuk yang ditutupi oleh pohon labu. Lambat laun masyarakat yang
baru menetap menyebutkannya dengan “ Jambo Labu atau Jamur Labu. Kampung yang
berbatasan langsung dengan propinsi sumatera utara ini sejak dikukuhkan pada
tahun 1945 hingga sampai saat ini belum banyak terjangkau oleh
kegiatan-kegiatan infrastruktur dari Pemerintah Daerah setempat maupun
pemerintah propinsi terlebih oleh kegiatan yang didanai pemerintah pusat.
“Kampung pinggiran” begitu masyarakat menyebutkan. Terlalu terpinggirkan
sehingga apabila ada masyarakat diluar desa yang berkunjung akan dibuat
terkejut “ga nyangka ya…?? ada kampung didalam sini”, salah satu komentar seorang
teman. Sebagian masyarakat jamur labu adalah petani dan pekebun. Hasil
pertanian mereka seperti padi, jagung dan kacang tanah serta…..keladi atau
talas. Dan…..menurut informasi dari Dinas Pertanian Aceh Tamiang sentra
penghasil keladi atau talas untuk kabupaten Aceh Tamiang adalah di….jamur labu.
Naah….terbilang hebat kan..?? Tapi sayangnya akibat kendala keterbatasan akan
sarana transportasi di jamur labu…potensi sumber daya alam itupun terpinggirkan
juga, mensejajarkan diri dengan kampung penghasilnya.. ”terpinggirkan”.
Tidak Perlu Galau Melintasi Setelah Hujan
Mayoritas
mata pencaharian masyarakat adalah di sektor pertanian dan perkebunan, yang
sangat menmbutuhkan jalan yang layak untuk dilalui guna membawa hasil pertanian
dan perkebunan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Upaya
pemerintahan kampung sekerak kiri dari masih bergabung dengan kecamatan karang
baru hingga pemekaran menjadi kecamatan sekerak belum juga ada uluran tangan
pemerintah kabupaten untuk membuat jalan tersebut menjadi layak untuk dilintasi
masyarakat.
Selasa, 24 September 2013
Senin, 23 September 2013
Meubel Ku Berkembang
“Awalnya ku beranikan diri bersama suami untuk membuka
usaha ini dengan modal yang relatif kecil dan dengan kemampuan yang ada, karena
usaha yang kami bangun sebelumnya tidak dapat dilanjutkan”. Itulah awal cerita
bu Wati yang sudah 3 (tiga) tahun bergabung dalam kelompok KAMBOJA kampung Kebun Sungai Liput kecamatan Kejuruan
Muda.
Usaha ini sudah berjalan setahun lamanya dengan modal
awal hanya Liima belas juta rupiah, ditambah hasil pinjaman kelompok SPP PNPM
MPd sebesar Tujuh juta rupiah. “Alhamdulillah sekarang modal kami sudah
mencapai Empat puluh juta rupiah dengan pendapatan perbulan rata-rata mencapai
tujuh juta rupiah”, ujar bu Wati.
Senin, 16 September 2013
Pelatihan membuat tepas bagi kelompok SPP
Dalam hidup ini, kebiasaan adalah rutinitas
yang dilakukan setiap hari. Sayangnya tidak semua jenis kebiasaan itu baik. Ada
juga yang buruk. Masyarakat yang telah terlanjur menjadikan hal-hal buruk
sebagai kebiasaan akan sangat sulit mengubahnya misalnya ibu-ibunya selalu
kumpul membicarakan orang adalah sesuatu yng kurang baik dan tidak bermanfaat
kecuali ada itikad kuat utuk mengubah kehidupan agar jadi lebih baik dan
bermanfaat. Masyarakat Kampung Durian yang tinggal di kawasan terdekat dari
kota Kuala Simpang, tetapi banyak masyarakatnya tidak memiliki pekerjaan tetap
dan banyak yang memiliki pekerjaan serabutan artinya tidak memiliki
keterampilan khusus Kecamatan Rantau memiliki dana kelembagaan yang di kelola
oleh BKAD (Badan Kerja Antar Desa). Dana tersebut untuk di gunakan pelatihan peningkatan kapasitas bagi kaum
perempuan.
Maka pada tanggal
06 s/d 10 Mei 2013 di lakukanlah pelatihan membuat tepas sebanyak 16 orang
dengan di bantu 2 orang pelatih
Adapun dalam proses
pelaksanaannya dari awal sampai akhir masyarakat dilibatkan penuh, terutama si
penerima manfaat, karena merekalah yang akan memanfaatkan keahlian dan
keterampilan mereka agar bisa menambah pendapatan mereka.