Senin, 15 Juli 2013

Ketika Rasa Tanggungjawab Moral Berbicara


Profesi sebagai seorang pendamping masyarakat adakalanya susah, namun kadang kala sangat mudah, artinya seorang pendamping masyarakat harus selalu siap menerima berbagai tekanan dan intervensi baik internal maupun eksternal. Berbagai karakter masyarakat yang dijumpai dalam keseharian  menjalankan tugas menjadikan posisi pendamping sangat rentan terhadap permasalahan dalam menjalankan tugas, karena beragam dinamika muncul di masyarakat yang diakibatkan oleh tingkat pendidikan, kehidupan sosial, budaya dan lingkungan.
Pendamping masyarakat dalam menjalankan tugasnya menberdayakan masyarakat selalu dihadapkan akan permasalahan permasalahan, baik itu permasalahan individu si pendamping, antar pelaku (tim work), pemerintah setempat, dan lainnya. Permasalahan yang dihadapi akan diselesaikan secara berjenjang mulai di tingkat dusun, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi bahkan pusat. Ketika penyelesaian masalah yang berlarut-larut akan membuat performance seorang pendamping di persimpangan, ada yang bekerja kurang bersemangat, biasa-biasa saja dan bahkan makin bersemangat sehingga permasalahan dapat diselesaikan secara cepat dan tepat.
Performance seorang pendamping akan tetap bersemangat, biasa-biasa saja, tidak bersemangat atau bahkan tidak peduli ketika mereka dalam melakukan tugasnya sebagai seorang pendamping masyarakat tidak mengedepankan tanggung jawab moral. Menyangkut dengan persoalan individu seorang pendamping terutama mengenai keterlambatan gaji merupakan hal yang sangat tidak diinginkan, apalagi bagi mereka yang lokasi tugas di daerah sulit, bagaimana mereka bergerak dari suatu desa ke desa lainnya untuk melakukan supervisi, monitoring dan bimbingan tanpa ada biaya. Hal inilah yang baru saja dialami para pendamping masyarakat, bayangkan hampir empat bulan mereka tidak mendapatkan gaji, bagaimana membiayai rumah tangganya,  biaya mobilisasi ke lokasi kegiatan sehingga tidak merugikan masyarakat.
Dalam menghadapi itu semua seorang pendamping masyarakat sebagai manusia tentunya akan melahirkan berbagai opini negatif terhadap pemerintah dan mengurangi komitmen terhadap pendampingan masyarakat. Berbagai ungkapan spontan muncul diantara mereka, ada yang menyatakan “kita sudah seperti robot”, “kita seperti sapi perah”, kita tidak berdaya terhadap kebijakan”, “kita demo saja”, “kita mogok kerja sampai gaji kita dibayar”, dan lain-lain yang lahir secara spontan. Sebagai manusia ungkapan itu wajar- wajar saja muncul spontan karena mereka sedang berada pada titik kritis kesabaran. Kesabaran mereka seakan sirna ketika akhir Juni 2013 mengingat Minggu pertama Juli 2013 sudah memasuki Ramadhan. Namun di lain waktu mereka berkata “bagaimana kita menerima gaji kalau kita tidak bekerja”, “bagaimana dana yang sudah disalurkan jika tidak ada pendampingan”, “ke mana masyarakat mau bertanya dan belajar jika kita tidak ke lokasi tugas”, “kapan masyarakat akan berdaya”, dan hal hal lainnya.  Ungkapan itu selalu berkecamuk di benak para pendamping masyarakat, tetapi dengan mengedepankan rasa tangungjawab moral dalam melakukan tugas sebagai pendamping masyarakat ungkapan spontan  tidak terealisasi dalam keseharian mereka. Tingkat kehadiran mereka di lokasi tugas tetap ada, pengawasan tetap jalan walaupun kuantitas sedikit berkurang karena ketiadaan biaya, semangat mereka tetap terjaga, hal ini dibuktikan dengan tetap berjalannya tahapan-tahapan kegiatan, mis; pelelangan barang & jasa, Musyawarah Desa, Musyawrah Antar Desa, Pelatihan, Rapat Koordinasi baik di Kecamatan maupun di Kabupaten. Keberlangsungan itu semua tidak bisa dipungkiri karena mereka para pendamping masyarkat bekerja dengan sungguh-sungguh untuk memberdayakan masyarakat dengan selalu mengedepankan “Tanggungjawab Moral”.
Para pendamping masyarakat dalam melakukan berbagai tahapan walaupun mengeluh dalam melakukan tugas, namun mereka dengan ada semangat Rasa Tanggung Jawab Moral dalam Pemberdayaan semua itu dapat dilalui. Salam Pemberdayaan.


Fadlun, ST
Fastekab Aceh Tamiang
e-mail: fadlun_este@yahoo.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar